Memberi Rasa Humor pada Merek

Tidak semua orang di muka bumi ini suka dengan hal hal yang sangat serius, terutama saya he he he, bahkan bagi mereka yang seriuspun terkadang juga ingin rasa humor yang menggelitik. Oleh sebab itu memberi rasa humor terhadap merek di perlukan untuk membuat sebuah konten yang bisa memberi kesan pada khalayak…

Yang di maksud dengan Humor di sini tetntunya bukan sembarang humor ya…, jangan asal humor yang malah nanti bisa menenggelamkan Merek kita, karena humor yang asal asalan malah terkesan jayus dan membuat khalayak jadi il-fell. Nih ada nasehat dari Steve Cody, Managing Partner and cofounder Peppercomm yang juga berperan sebagai standup comedia, membeberkan beberapa tips untuk Anda yang ingin menaburkan bumbu-bumbu humor kepada merek.

1. Memiliki track record

Bukan merek sembarangan yang bisa menyisipkan humor segar pada kontennya. Jika Anda juga ingin menerapkanya, pastikan bahwa track record merek Anda dalan hal melayani dan kepuasan pelanggan sangat baik. Jika tidak, itu sama saja dengan memasukkan pasak persegi ke sebuah lubang bundar.

2. Gunakan sebagai pembeda

Mengapa merek yang menyisipkan jokes rata-rata sukses ?, itu karena mereka membuat sebuah perbedaan. Joka kebanyakan kompetitor bercerita secara serius, lelucon akan membuat merek Anda tampil beda.

Namun Anda juga perlu memikirkan sisi kesegaran dari humor tersebut. Maksudnya, jangn memberi rasa humor pada merek bila humor tersbut sudah basi. Boleh saja terinspirasi, tapi pastikan bahwa Anda memperbaruhi dan mengubahnya jadi lebih segar.

3. Jargon merek harus sesuai dengan kehidupan internal perusahaan.

Ini mungkin sedikit tidak ada hubungannya dengan judul memberi rasa humor pada Merek. Namun menurut Cody, langkah ini tetap penting untuk di lakukan. Sebagai contoh, misalnya merek Anda telah sukses mendapatkan image yang baik berkat Anda mengunakan lelucon pada konten. Tapi ketik ada orang yang bertanya kepada karyawan Anda, “Anda beruntung dapat bekerja di perusahaan yang hebat” dan karyawan Anda menjawab. “Tidak, itu tidak sepenuhnya benar”. Nama merek Anda akan langsung tercemar.

Jang coba mengadakan pada duni bahwa perusahaan Anda hangay dan bersahabat bila kenyataannya, hubungan internal perusahaan tidak demikian.

Jadi di sini, Cody mencoba untuk menjelaskan, bahwa menerapkan jargon perusahaan di ruang lingkup internal lebih penting ketimbang terus sibuk menyebarkannya ke dunia luar.

Ingat !!!, karyawan ada duta perusahaan

 

Trackbacks and pingbacks

No trackback or pingback available for this article.

Leave a reply